Dollar Terjungkal Karena Isu Komentar Obama
Jakarta, Strategydesk – Dollar terjungkal setelah ada berita yang menyebutkan Presiden Obama mengatakan khawatir dengan apresiasinya, meski laporan itu kemudian dibantah oleh Gedung Putih.
Baik Obama maupun Gedung Putih membantah laporan dari Bloomberg kemarin yang menyebutkan ia mengatakan penguatan dollar masalah. Laporan itu datang setelah pejabat Perancis mengatakan Obama menyatakan hal itu dalam pertemuan G7. Membantah hal itu, Obama mengatakan ia tidak pernah berkomentar mengenai pergerakan nilai tukar dollar atau mata uang lain.
Sayangnya, berita itu sudah terlanjur diserap oleh pasar, tercermin dari dollar yang melanjutkan kejatuhannya. Padahal di sesi sebelumnya, dollar melambung berkat data payroll yang memperkuat prospek kenaikan suku bunga the Fed pada September. The Fed akan menggelar rapat 17-18 Juni, menjadi fokus utama pasar minggu depan untuk mempertegas prospek itu.
Indeks dollar melemah 0,1% ke 94,98 hari ini, setelah anjlok 1% kemarin. Penutupan di bawah 94,70 membuka jalan menuju 94,50. Terhadap yen, dollar diperdagangkan di 124,45 setelah terjun 1,1% kemarin. Bila jatuh ke bawah 124,00, dollar terancam ke 123,80.
Sementara itu, euro juga mendapat dorongan dari kenaikan yield obligasi dan data ekonomi Jerman yang menimbulkan optimisme mengenai prospek ekonomi terbesar Eropa itu. Namun masih patut diwaspadai seberapa lama penguatan ini berjalan, mengingat masalah Yunani belum selesai. Untuk hari ini, ada data PDB zona euro kuartal pertama.
Euro menguat 0,2% ke $1,1292 setelah reli 1% kemarin. Penutupan di atas $1,1380 (high 3/6), menjadi bullish continuation dengan target $1,1400.
Dari: Strategydesk.co.id oleh Nanang Wahyudin