Aspek Fundamental Dalam Trading Forex (3)
Pada bagian ini akan diulas dampak kebijakan moneter bank sentral terhadap nilai tukar mata uang, terutama kebijakan pengetatan dan pelonggaran uang beredar. Trader forex fundamentalist akan selalu memperhatikan kebijakan yang telah dan akan dibuat oleh bank sentral negara-negara mata uang utama. Bank sentral mempunyai peran yang sangat vital, kebijakannya tidak hanya mempengaruhi perekonomian tetapi juga nilai tukar mata uang. Selain bank sentral suatu negara, pelaku pasar saat ini juga mengenal bank sentral kawasan yaitu European Central Bank (ECB) yang mewakili 18 negara pengguna mata uang Euro.
Bank sentral didirikan pemerintah suatu negara untuk melaksanakan fungsi pemerintah dalam memenuhi target besaran ekonomi yang dihendak dicapai melalui pengaturan tingkat suku bunga. Tugas lain bank sentral adalah mengatur dan mengawasi bank-bank komersial dan lembaga keuangan guna mencegah akibat dari kinerjanya yang buruk. Bank sentral negara-negara mata uang utama saat ini adalah The Federal Reserve (The Fed) AS, Bank of England (BoE) Inggris, Bank of Japan (BoJ) Jepang, European Central Bank (ECB) kawasan Euro, Swiss National Bank (SNB) Swiss, Bank of Canada (BoC) Canada, Reserve Bank of Australia (RBA) Australia dan Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) Selandia Baru.
Kebijakan moneter bank sentralBank sentral memiliki kewenangan yang bisa digunakan untuk mencapai target-target yang telah direncanakan. Kebijakan moneter bank sentral bisa diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh bank sentral sesuai dengan wewenangnya untuk mengatur atau mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam negara tersebut. Di Amerika Serikat bank sentralnya (The Fed) bisa melakukan kebijakan ekspansi atau kontraksi untuk mengendalikan peredaran uang bergantung dari kondisi perekonomian pada saat itu.
Kebijakan moneter bank sentralBank sentral memiliki kewenangan yang bisa digunakan untuk mencapai target-target yang telah direncanakan. Kebijakan moneter bank sentral bisa diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh bank sentral sesuai dengan wewenangnya untuk mengatur atau mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam negara tersebut. Di Amerika Serikat bank sentralnya (The Fed) bisa melakukan kebijakan ekspansi atau kontraksi untuk mengendalikan peredaran uang bergantung dari kondisi perekonomian pada saat itu.
Ketika kondisi ekonomi sedang krisis atau menurun, bank sentral akan menerapkan kebijakan ekspansi. Ekspansi dilakukan dengan cara membeli asset-asset yang akan meningkatkan basis moneternya. Selain itu juga dilakukan penurunan tingkat suku bunga. Tujuan dari ekspansi moneter ini adalah untuk menjaga ketersediaan uang yang akan disalurkan ke bank-bank komersial sehingga menunjang aktivitas perekonomian dan meningkatkan pertumbuhan. Hasil dari ekspansi ini adalah naiknya GDP dan turunnya tingkat pengangguran.
Sebaliknya ketika perekonomian sedang memanas bank sentral akan menerapkan kebijakan kontraksi. Kebijakan ini akan menyebabkan turunnya basis moneter, dan kemungkinan naiknya tingkat suku bunga. Akibatnya investasi akan menurun dan suku bunga pinjaman naik. Dengan berkurangnya arus modal investasi diharapkan akan terjadi kontraksi dan perekonomian akan slow down (melambat). Hasil dari kontraksi adalah turunnya angka GDP dan naiknya tingkat pengangguran.
Informasi mengenai kebijakan moneter bank sentral bisa diperoleh dari pernyataan-pernyataan para petingginya atau dari notulen rapat, proyeksi ekonomi dan bulletin bulanan bank sentral tersebut.
Sebaliknya ketika perekonomian sedang memanas bank sentral akan menerapkan kebijakan kontraksi. Kebijakan ini akan menyebabkan turunnya basis moneter, dan kemungkinan naiknya tingkat suku bunga. Akibatnya investasi akan menurun dan suku bunga pinjaman naik. Dengan berkurangnya arus modal investasi diharapkan akan terjadi kontraksi dan perekonomian akan slow down (melambat). Hasil dari kontraksi adalah turunnya angka GDP dan naiknya tingkat pengangguran.
Informasi mengenai kebijakan moneter bank sentral bisa diperoleh dari pernyataan-pernyataan para petingginya atau dari notulen rapat, proyeksi ekonomi dan bulletin bulanan bank sentral tersebut.
Bank sentral dan pasar forex
Dengan mengendalikan peredaran uang dan merubah tingkat suku bunga, bank sentral bisa membuat perubahan nilai tukar mata uang negaranya sesuai target yang diinginkan. Ketika kebijakan kontraksi diterapkan, maka peredaran uang berkurang dan pinjaman ke bank-bank komersial dibatasi dan permintaan uang akan meningkat. Ini disebut dengan kebijakan uang ketat, yang akan menyebabkan naiknya nilai tukar mata uang negara tersebut.
Sebaliknya ketika bank sentral menerapkan kebijakan ekspansi atau pelonggaran uang beredar, maka nilai tukar mata uang akan melemah. Kebijakan ini menyebabkan pinjaman ke bank komersial meningkat karena tingkat suku bunga yang rendah. Penawaran uang yang naik menyebabkan merosotnya nilai tukar.
Pada bank-bank sentral negara mata uang utama, perubahan tingkat suku bunga biasanya diumumkan tiap bulan dan Anda bisa melihat jadwalnya pada kalender ekonomi.
(Bersambung)
Sumber : www.dailyfx.com : The Forex Guide to Fundamentals, Part 3 : Central Banks
Comments