Untung Rugi Carry Trade
Seperti diberitakan bloomberg pada 13 Nopember kemarin, para carry trader mengalami kerugian terbesar sejak tahun 2011 akibat menguatnya US dollar. US dollar adalah salah satu mata uang favorit untuk carry trade disamping Yen Jepang dan Swiss franc. Tingkat suku bunga US dollar saat ini adalah yang terendah kedua setelah Yen Jepang. Carry trade atau yang menurut istilah bloomberg ‘easy profit’ atau cara gampang mendapatkan profit, adalah trading dengan memanfaatkan selisih tingkat suku bunga antara 2 mata uang. Carry trader bisa menderita kerugian jika nilai mata uang yang dipinjam untuk membiayai carry trade tersebut menguat, atau mata uang targetnya melemah, dan bisa jadi kombinasi dari keduanya.
Cara trading dengan carry trade
Pada intinya carry trade adalah cara trading forex yang lebih mengutamakan profit dari perbedaan tingkat suku bunga antara pasangan mata uang yang diperdagangkan. Pada saat melakukan carry trade, seorang trader membeli mata uang dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, dan dalam waktu yang bersamaan menjual mata uang dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah. Agar profitnya maksimal, seorang carry trader membeli mata uang dengan suku bunga tertinggi dan menjual mata uang dengan suku bunga terendah. Tentu saja mereka trade pada pasangan mata uang yang mendunia dan likuid.
Jika saat ini tingkat suku bunga Australia dollar adalah 3.25% per tahun dan Yen Jepang 0.1% per tahun, maka dengan buy AUD/JPY, seorang carry trader akan memperoleh keuntungan dari:
- buy AUD, trader memperoleh bunga 3.25%
- pada saat yang sama sell JPY, trader membayar bunga 0.1%
- buy AUD, trader memperoleh bunga 3.25%
- pada saat yang sama sell JPY, trader membayar bunga 0.1%
Jika nilai tukar AUD terhadap JPY tetap sama, atau relatif tidak bergerak terlalu signifikan, maka dalam setahun seorang carry trader akan memperoleh profit 3.15% dari selisih bunga kedua mata uang tersebut. Jika trader tersebut trading dengan standard/regular lot atau AUD 100,000 contract size, maka ia akan memperoleh bunga 3.15% per tahun. Jika trading dengan leverage 200:1, maka dengan margin AUD 500 akan mendapatkan AUD 3,150 dari selisih suku bunga.
Carry trader lebih tertarik pada perbedaan tingkat suku bunga yang positif ketimbang profit yang diperoleh dari hasil tradingnya. Pada beberapa tahun lalu pasangan NZD/JPY cukup populer untuk carry trade. Para trader mengambil posisi buy pada pasangan mata uang ini bukan karena pertumbuhan ekonomi Selandia Baru, melainkan karena tingkat suku bunga NZD saat itu 8% sedang JPY 0.5%. Selisih bunga 7.5% ini cukup bagus bagi fund manager, belum lagi peluang memperoleh profit dari posisi buy jika NZD menguat terhadap Yen.
Seiring dengan turunnya tingkat suku bunga dollar Selandia Baru (sekarang 2.5% per tahun) dan kebijakan bank sentral Australia yang menaikkan suku bunganya secara bertahap, para carry trader mulai bergeser ke AUD/JPY. Dengan melakukan kombinasi carry trade pada dua pasangan mata uang tersebut fund manager bisa menuai profit lumayan hingga terjadi krisis keuangan global pada 2008. Saat itu dollar Australia turun tajam terhadap Yen Jepang dengan volatilitas tinggi (gambar bawah) hingga para carry trader menderita kerugian dan keluar dari pasar. Mereka baru kembali setahun kemudian.
Waktu yang efektif untuk carry trade
Meski situs berita bloomberg menyebutnya dengan ‘easy profit’, namun trading dengan cara carry trade tidak semudah yang diperkirakan para trader pada umumnya, terutama dalam menentukan waktu yang tepat untuk masuk pasar. Para pemain besar carry trade dan investor yang mewakili bank atau institusi keuangan selalu melihat dan mempelajari siklus ekonomi global sebelum mengambil posisi.
Saat pertumbuhan ekonomi cukup solid dan tanpa gangguan yang berarti, trend pergerakan mata uang suatu negara akan cenderung menguat dan relatif stabil. Untuk jangka panjang hal ini akan menguntungkan carry trader karena cepat atau lambat tingkat laju inflasi pasti akan meningkat, dan besar kemungkinannya suku bunga akan dinaikkan. Situasi inilah yang diantisipasi para pemain besar carry trade terhadap perekonomian Australia ketika mereka mulai ambil posisi buy AUD/JPY beberapa tahun lalu.
Hal-hal yang merugikan carry trade
Para carry trader biasanya akan keluar pasar atau menutup posisi tradingnya bila terjadi:
Perubahan average daily range yang tinggi
Seperti telah diuraikan sebelumnya volatilitas adalah faktor utama yang harus diperhatikan para carry trader. Jika terjadi sentimen yang ekstrem pada pasar keuangan, maka volatilitas akan meningkat. Hal ini bisa diamati pada rata-rata range pergerakan harga harian (average daily range). Jika terjadi perubahan average daily range yang makin besar maka volatilitas juga makin tinggi. Ini bisa dimonitor dengan indikator teknikal Average True Range (ATR) yang biasanya memang digunakan untuk mengetahui besarnya perubahan range pada suatu periode waktu tertentu.
Seperti telah diuraikan sebelumnya volatilitas adalah faktor utama yang harus diperhatikan para carry trader. Jika terjadi sentimen yang ekstrem pada pasar keuangan, maka volatilitas akan meningkat. Hal ini bisa diamati pada rata-rata range pergerakan harga harian (average daily range). Jika terjadi perubahan average daily range yang makin besar maka volatilitas juga makin tinggi. Ini bisa dimonitor dengan indikator teknikal Average True Range (ATR) yang biasanya memang digunakan untuk mengetahui besarnya perubahan range pada suatu periode waktu tertentu.
Pemotongan tingkat suku bunga bank
Jika keadaan ekonomi global sedang beresiko tinggi dan berdampak negatif pada pasar, beberapa bank sentral akan melakukan kebijakan pemotongan tingkat suku bunga. Hal ini akan menyebabkan carry trader meninjau ulang posisi tradingnya yang biasanya direncankan dalam jangka panjang. Volatilitas akibat pemotongan suku bunga biasanya terjadi sementara (jangka pendek), tetapi karena yang dipotong biasanya adalah mata uang target carry trade (misalnya pemotongan suku bunga dollar Australia, jika trader buy AUD/JPY), maka dalam jangka panjang profit akibat selisih tingkat suku bunga jelas akan berkurang.
Jika keadaan ekonomi global sedang beresiko tinggi dan berdampak negatif pada pasar, beberapa bank sentral akan melakukan kebijakan pemotongan tingkat suku bunga. Hal ini akan menyebabkan carry trader meninjau ulang posisi tradingnya yang biasanya direncankan dalam jangka panjang. Volatilitas akibat pemotongan suku bunga biasanya terjadi sementara (jangka pendek), tetapi karena yang dipotong biasanya adalah mata uang target carry trade (misalnya pemotongan suku bunga dollar Australia, jika trader buy AUD/JPY), maka dalam jangka panjang profit akibat selisih tingkat suku bunga jelas akan berkurang.
Intervensi pemerintah
Walaupun frekuensinya kecil, pemerintah bisa mengintervensi pasar forex jika nilai tukar mata uangnya dinilai terlalu kuat atau terlalu lemah sesuai dengan acuan yang diharapkan bank sentral. Dengan adanya intervensi maka nilai mata uang akan menguat atau melemah dengan cepat yang tentu saja berpengaruh pada volatilitas dan nilai tukar pasangan mata uang carry trade. Seperti diketahui bank sental Jepang (BoJ) sering melakukan intervensi terhadap mata uangnya.
Walaupun frekuensinya kecil, pemerintah bisa mengintervensi pasar forex jika nilai tukar mata uangnya dinilai terlalu kuat atau terlalu lemah sesuai dengan acuan yang diharapkan bank sentral. Dengan adanya intervensi maka nilai mata uang akan menguat atau melemah dengan cepat yang tentu saja berpengaruh pada volatilitas dan nilai tukar pasangan mata uang carry trade. Seperti diketahui bank sental Jepang (BoJ) sering melakukan intervensi terhadap mata uangnya.
Kondisi ideal untuk melakukan carry trade
Sentimen market ekstrem tidak selalu terjadi, demikian pula volatilitas tinggi. Pasar forex, dan juga pasar saham biasanya akan pulih (recover) seiring dengan meningkatnya return yang dihasilkannya. Investor biasanya menunggu keadaan yang paling cocok atau mendekati ideal untuk melakukan carry trade, yaitu jika kondisi perekonomian global sedang tumbuh pesat dengan tingkat suku bunga di beberapa negara sudah cukup kompetitif.
Sentimen market ekstrem tidak selalu terjadi, demikian pula volatilitas tinggi. Pasar forex, dan juga pasar saham biasanya akan pulih (recover) seiring dengan meningkatnya return yang dihasilkannya. Investor biasanya menunggu keadaan yang paling cocok atau mendekati ideal untuk melakukan carry trade, yaitu jika kondisi perekonomian global sedang tumbuh pesat dengan tingkat suku bunga di beberapa negara sudah cukup kompetitif.
Sumber : www.bloomberg.com www.actionforex.com

Create your badge

Comments