16 Indikator Ekonomi Penting (2)


2. Aktivitas manufaktur
Indikator lainnya yang mencerminkan keadaan perekonomian adalah aktivitas manufaktur. Indikator ini akan mempengaruhi pertumbuhan atau GDP (Gross Domestic Product). Aktivitas manufaktur yang meningkat menunjukkan naiknya permintaan, yang pada akhirnya akan lebih menggerakkan roda perekonomian. Selain itu aktivitas manufaktur yang meningkat dengan pesat akan cenderung pada ekspansi produk yang mengakibatkan bertambahnya tenaga kerja dan meningkatnya pendapatan mereka.

Permintaan produk manufaktur tidak hanya dari dalam negeri namun juga dari negara partner dagang. Oleh karena itu aktivitas manufaktur yang meningkat juga bisa mempengaruhi volume ekspor negara tersebut yang pada akhirnya berdampak pada neraca perdagangan. Seperti diketahui neraca perdagangan yang surplus akan cenderung memperkuat nilai mata uang negara tersebut.

3. Level persediaan barang (Inventory level)
Persediaan barang yang meningkat menunjukkan dua kemungkinan, naiknya permintaan hingga wholesaler atau distributor harus menambah persediaan barang, atau merosotnya permintaan hingga persediaan menumpuk akibat bertambahnya pasokan dari pabrik, sementara permintaan dari retailer berkurang. 

Pada kemungkinan pertama, persediaan sengaja ditambah untuk mengantisipasi permintaan yang meningkat. Jika sesuai dengan perkiraan maka level persediaan barang yang tinggi akan meningkatkan keuntungan distributor dan juga produsen, yang akan berdampak positif pada perekonomian. Sebaliknya bila kemungkinan kedua yang terjadi, maka pasokan melebihi permintaan. Selain menyebabkan turunnya harga barang, biaya penyimpanan dan operasional bisa merugikan distributor dan pada akhirnya juga produsen.

Kedua  kemungkinan tersebut bisa diketahui dari perubahan indikator penjualan ritel (Retail Sales) dan indeks kepercayaan konsumen. Indikator level persediaan ini memang jarang diperhatikan. Para pelaku lebih cenderung mengamati penjualan retail. Namun data level persediaan barang sangat berarti bagi produsen dan tak kalah pentingnya dari data penjualan ritel.

4. Penjualan retail (Retail Sales)
Seperti telah disebutkan sebelumnya, indikator ini sangat berhubungan dengan level persediaan barang dan aktivitas manufaktur. Barang-barang retail berhubungan langsung ke konsumen dan sangat berdampak pada tingkat inflasi. Untuk memilah kategori barang manufaktur yang mempengaruhi inflasi, indikator ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu penjualan retail inti (Core Retail Sales) yang tidak memperhitungkan penjualan otomotif, dan penjualan retail total.

Para analis sering menyimpulkan meningkatnya data penjualan retail akan ikut menyumbang kenaikan GDP yang pada akhirnya akan memperkuat nilai tukar mata uang. Kekurangan dari data ini antara lain tidak menyebutkan bagaimana konsumen membeli barang-barang tersebut, misalnya apakah konsumen mendapatkan barang tersebut dengan berhutang atau dengan dana yang diperoleh dari pinjaman. Jika sebagian besar konsumen membayar dengan kredit, atau dengan uang hasil pinjaman, maka potensi kredit macet bisa saja terjadi dan menimbulkan masalah ekonomi lainnya. Namun demikian pada umumnya meningkatnya data penjualan retail akan berdampak positif pada perekonomian.

Bersambung ke bagian (3)
Sumber : www.moneycrashers.com

ADMIN
Anita Sam

Create your badge

Sign up for OKPAY and start accepting payments instantly.
Get Adobe Flash player

Comments

Popular posts from this blog

Jenis Akun Trading Di InstaForex: Pilih Spread atau Komisi?

Cara Daftar FBS Forex Broker