16 Indikator Ekonomi Penting (3)


5. Building Permits
Building Permits atau ijin pekerjaan konstruksi dan pembangunan perumahan baru menunjukkan prediksi ketersediaan bangunan atau real estate untuk waktu yang akan datang. Bertambahnya jumlah Building Permits mengindikasikan tumbuhnya industri konstruksi yang tentunya akan diikuti oleh pertambahan tenaga kerja dan meningkatnya pendapatan perusahaan konstruksi dan perumahan, yang juga akan menyumbang kenaikan angka GDP.

Namun demikian, seperti halnya level persediaan barang (inventory level), jika makin banyak rumah baru yang dibangun hingga melebihi kebutuhan konsumen, maka level pasokan rumah akan lebih besar dari permintaan pasar yang mengakibatkan merosotnya harga. Pada gilirannya tidak hanya perumahan baru yang harganya merosot tetapi juga perumahan atau bangunan yang sudah eksis.

6. Pasar perumahan (Housing market)
Turunnya harga perumahan adalah koreksi dari inflasi pasar perumahan, akibat penggelembungan harga (bubble). Jika pasar perumahan sedang lesu maka akan berdampak negatif pada perekonomian karena:
  1. Kekayaan pemilik rumah akan berkurang akibat merosotnya harga.
  2. Tenaga kerja di bidang konstruksi dan pemasaran rumah atau bangunan akan berkurang, dan meyebabkan bertambahnya angka pengangguran.
  3. Pendapatan pemerintah dari pajak perumahan dan bangunan akan berkurang, dan hal ini akan berdampak pada kondisi fiskal pemerintah.
Sebaliknya, inflasi pasar perumahan yang sangat tinggi bisa membahayakan perekonomian, seperti yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2007 silam. Housing bubble sering dijadikan alasan untuk resesi yang terjadi di AS saat itu.

7. Jumlah bisnis baru (New businesses startups)
Biasanya yang dimaksud adalah tumbuhnya bisnis-bisnis baru skala kecil dan menengah, termasuk home industries dan sektor informal. Jenis bisnis semacam ini selalu tumbuh silih berganti seiring dengan pendapatan masyarakat. Dari survey yang pernah dilakukan, jumlah perekrutan tenaga kerja pada sektor ini dalam suatu periode tertentu lebih besar dari perusahaan yang lebih besar, sehingga ikut memberi kontribusi dalam mengurangi tingkat pengangguran.

Di negara-negara sedang berkembang, bisnis skala kecil dan menengah memberikan kontribusi yang signifikan pada GDP. Ide, inovasi dan produk yang dihasilkan bisa meningkatkan volume perdagangan. Di negara maju seperti Jepang, pemerintahnya sangat memperhatikan perkembangan bisnis baru skala kecil dan menengah yang sedang tumbuh.

Indikator-indikator lagging
Tidak seperti indikator leading, indikator lagging berubah setelah terjadi perubahan keadaan ekonomi. Indikator lagging mengkonfirmasi perubahan tersebut dan membantu identifikasi trend perekonomian dalam jangka waktu tertentu. Indikator-indikator lagging yang penting yaitu: 

- GDP (Gross Domestic Product)- Pendapatan dan upah
- Tingkat pengangguran (Unemployment Rate)
- Tingkat inflasi
- Nilai mata uang
- Tingkat suku bunga
- Nilai keuntungan perusahaan-perusahaan besar (Corporate Profits)- Neraca perdagangan
- Harga komoditi dalam US dollar

Bersambung ke bagian (4)
Sumber : www.moneycrashers.com

ADMIN
Anita Sam

Create your badge

Sign up for OKPAY and start accepting payments instantly.
Get Adobe Flash player

Comments

Popular posts from this blog

Jenis Akun Trading Di InstaForex: Pilih Spread atau Komisi?

Cara Daftar FBS Forex Broker