Penggunaan Pivot Point (3)


Artikel ini adalah lanjutan dari bagian (2) artikel dengan judul yang sama
Menentukan stop loss dan target dengan level pivot
Bila Anda cenderung agresif dan trading dengan cara breakout, mungkin hal yang agak sulit adalah menentukan level stop loss atau resiko. Pada cara trading dengan level pivot yang konservatif (cara bounching), resiko biasanya ditentukan beberapa pip diatas/dibawah level pivot sebelumnya, namun bila Anda menggunakan cara breakout penentuan level stop loss yang seperti ini akan boros pip, atau terlalu besar.



Pada contoh diatas jika Anda entry buy di sekitar area breakout A maka stop loss bisa ditentukan pada level intermediateatau pada level terendah bar sebelumnya. Jika Anda terbiasa dengan pengamatan formasi candlestick atau setup price action, Anda bisa menentukan stop loss pada formasi bar yang terbentuk. Trader yang agresif selalu menentukan resiko seminimal mungkin guna memperoleh risk/reward ratio yang memadai. 

Untuk menentukan level target, Anda bisa menggunakan cara yang sama dengan cara bounching, yaitu pada level pivot berikutnya. Anda bisa menentukan target pada 2 atau 3 level pivot diatas level entry untuk memperoleh risk/reward yang besar, tetapi jarang sekali pergerakan pasar yang melewati hingga 3 level pivot sekaligus kecuali pada kondisi pasar yang ekstrem.Pada umumnya pergerakan harga akan berhenti pada satu level pivot sebelum melanjutkan ke level berikutnya. Jika sentimen pasar berubah pergerakan harga akan segera berbalik arah.

Pivot point sebagai indikator sentimen pasarSentimen pasar dalam hal ini adalah kecenderungan pergerakan harga untuk bullish atau bearish. Yang umum digunakan sebagai patokan adalah harga pembukaan (opening price) pada sesi perdagangan hari itu dan pivot point yang dihitung berdasarkan batas-batas harga pada hari sebelumnya. Misal jika pada sesi Asia harga dibuka diatas pivot point, maka pada sesi tersebut sentimen pasar akan cenderung bullish, tetapi bisa berubah pada sesi berikutnya (sesi Eropa) tergantung posisi pergerakan harga saat itu terhadap pivot point, demikian pula pada sesi New York yang terjadi setelahnya.
Pada gambar diatas tampak pergerakan harga membentuk gap diatas level pivot. Lompatan harga atau gap yang terjadi menunjukkan sentimen bullish yang cukup kuat. Selanjutnya pergerakan harga mampu menembus level-level R1, R2 dan R3.



Contoh diatas menunjukkan pergerakan harga yang cenderung bearish (1) dan slow pada sesi Asia dan sempat menguji level S1. Namun pada sesi Eropa harga melambung hingga level R2. Perhatikan formasi bar saat harga menembus level pivot (3).
Bersambung ke bagian (4)
Sumber : www.babypips.com

ADMIN
Anita Sam

Create your badge

Sign up for OKPAY and start accepting payments instantly.
Get Adobe Flash player

Comments

Popular posts from this blog

Cara Daftar FBS Forex Broker

DAFTAR FASAPAY