Dampak Neraca Perdagangan Pada Nilai Mata Uang
Di masa lalu, data neraca perdagangan berdampak tinggi pada pasar forex mengingat pengaruhnya yang langsung pada nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara partner dagangnya. Namun pada dekade terakhir ini pengaruhnya tampak semakin berkurang seiring dinamika pasar dengan indikator fundamental lainnya yang lebih berdampak pada perekonomian. Namun demikian dalam jangka pendek neraca perdagangan masih berdampak terutama jika data yang dirilis menyimpang jauh dari perkiraan pasar.
Secara sederhana neraca perdagangan atau trade balance adalah nilai total ekspor suatu negara dikurangi dengan nilai total impornya. Jika nilai total ekspor suatu negara lebih besar dari nilai total impornya maka neraca perdagangan dikatakan mengalami surplus. Dalam hal ini artinya negara tersebut mampu menjual produk-produk yang dihasilkan dengan nilai total lebih banyak dari nilai total yang dibelinya dari negara-negara lain. Pendapatan yang diperoleh dari total ekspor lebih besar dari pengeluaran untuk impor, sehingga mengalami surplus.
Secara umum hal ini berarti perekonomian negara tersebut relatif lebih kuat dibandingkan negara partner dagangnya. Akibatnya nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat terhadap negara partner dagang. Penguatan nilai tukar mata uang tersebut mengakibatkan harga produk-produk yang diekspor lebih mahal dari produk-produk yang diimpor dari negara partner dagang. Dalam kenyataannya nilai tukar mata uang suatu negara akan cenderung menguat jika negara tersebut mampu mempertahankan kondisi surplus neraca perdagangannya.
Sebaliknya jika total pengeluaran suatu negara untuk impor lebih besar dari total yang diperolehnya dari ekspor, maka artinya negara tersebut membeli lebih banyak produk-produk dari negara partner dagangnya dibandingkan negara tersebut menjual produk-produknya ke negara partner dagang. Dalam hal ini neraca perdagangan dikatakan mengalamidefisit. Negara tersebut lebih banyak membeli dan mengkonsumsi produk-produk negara partner dagang daripada menjual produk-produknya sendiri ke negara partner dagangnya, sehingga negara partner dagang relatif lebih untung dari produk-produk yang diekspor.
Secara umum hal ini berarti perekonomian negara partner dagang relatif lebih kuat dibandingkan negara tersebut, akibatnya nilai tukar mata uang negara partner dagang cenderung menguat, atau nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung melemah terhadap mata uang negara partner dagang. Pelemahan nilai tukar mata uang tersebut mengakibatkan harga produk-produk yang diimpor lebih mahal dari produk-produk yang diekspor ke negara partner dagang. Negara yang mengalami defisit neraca perdagangan secara terus-menerus, dalam jangka panjang nilai tukar mata uangnya cenderung melemah.
Negara dengan neraca perdagangan yang surplus akan mendorong negara partner dagang yang defisituntuk memperlemah (men-devaluasi) nilai tukar mata uangnya untuk membuat produk-produk ekspornya lebih kompetitif. Produk-produk ekspor yang lebih kompetitif akan meningkatkan volume ekspor dan pada akhirnya mempersempit defisit neraca perdagangan. Jika nanti neraca perdagangan kembali surplus, maka dalam jangka panjang nilai tukar mata uang negara tersebut akan cenderung menguat.
Sumber : www.etoro.com : The Implications of the Balance of Trade on Forex Trading


Create your badge

Comments