Menjadi Bagian Dari 10% Trader Yang Sukses (2)
Jika Anda tidak menyukai pasar, sulit bagi Anda untuk memperoleh profit yang kontinyu
Hampir semua trader besar menyukai pasar dan mencintai profesi trading-nya. Membaca chart trading, mengikuti berita-berita ekonomi dan menemukan peluang trading yang terbaik bukanlah suatu pekerjaan rutin yang terpaksa dilakukan, melainkan karena memang mereka benar-benar ingin mengetahui keadaan pasar dan ingin melakukan trade. Anda akan bisa benar-benar pada profesi ini jika Anda 100% memang ‘all-out’ menaruh perhatian penuh pada pasar. Trading bukan pekerjaan rutin atau sekedar hobby yang bisa dilakukan paruh waktu, tetapi profesi yang benar-benar disukai dan ditekuni.
Dari pengalaman dan pengamatan, belum pernah saya temui seorang trader sukses yang tidak terobsesi dan ‘tergila-gila’ oleh pasar. Mereka begitu mencintai dan bangga pada profesinya, serta sangat percaya diri. Jika ingin menjadi bagian dari 10% trader yang sukses, Anda seharusnya seperti mereka. Tidak hanya berbuat karena pekerjaan Anda ‘trading for living’, tetapi karena Anda menyukai pasar dan mencintai profesi Anda.
Penempatan stop loss yang kurang tepat sering kali menghancurkan account trading Salah satu faktor penting guna mencapai sukses dalam jangka panjang adalah penempatan level stop loss yang tepat. Stop loss memang komponen penting dalam management resiko trading, namun faktor ini pulalah yang membuat trader mengalami kerugian besar dalam sekali trade, atau setelah berkali-kali masuk pasar dengan stop loss yang selalu kena.
Kejadian yang demikian disebabkan karena mereka kurang tepat dalam menempatkan level stop loss, sering kali terlalu lebar atau terlalu sempit, atau pada mulanya sudah tepat tetapi diperlebar atau dipersempit ditengah jalan karena faktor serakah dan takut (greed and fear). Tidak hanya trader pemula, trader profesionalpun kadang-kadang kurang tepat dalam menempatkan level stop loss.
Level stop loss tidak bisa ditentukan secara acak atau hanya sekedar kira-kira asalkan sesuai dengan ukuran lot trading (position size) yang telah Anda tetapkan. Level stop loss harus masuk akal sesuai dengan konteks pergerakan harga dan sinyal trading yang ada pada pasar. Jika laju pergerakan trend sedang sangat kuat maka kurang logis jika Anda menentukan level stop loss yang sempit, sebaliknya saat kondisi pasar sedang slow atau ‘choppy’ sebaiknya level stop loss tidak terlalu besar.
Jika Anda masuk pasar berdasarkan sinyal ‘entry’ yang valid, maka untuk exit hendaknya juga berdasarkan sinyal ‘exit’ yang valid. Sinyal exit dengan probabilitas tinggi sering kali terjadi pada level-level support atau resistance yang secara kasat mata bisa Anda perkirakan. Sebagai contoh jika Anda membuka posisi buy tetapi pergerakan harga berbalik arah hingga menembus level support maka kecil kemungkinannya untuk kembali bergerak kearah uptrend. Penempatan stop loss yang lebih rendah dari level support akan memperbesar kerugian, tetapi level stop loss yang lebih tinggi dari support akan terkena lebih cepat (dan kemungkinan berbalik ke arah uptrend masih besar jika pergerakan downtrend hanya koreksi).
Demikian juga untuk posisi sell, stop loss yang logis adalah di sekitar level-level resistance, dimana kecil kemungkinannya pergerakan harga akan kembali ke arah downtrend jika telah menembus level tersebut. Selain itu Anda harus menentukan besarnya stop loss terlebih dahulu dalam satuan pip sebagai ukuran resiko sebelum menentukan ukuran lot trading (position size).
(Bersambung)
Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com : How To Be In The 10% of Successful Forex Traders
(Bersambung)
Sumber : Nial Fuller - www.learntotradethemarket.com : How To Be In The 10% of Successful Forex Traders


Create your badge

Comments