3 Cara Sederhana Untuk Menentukan Support Dan Resistance
Pada umumnya trader lebih fokus pada support dan resistance dalam bentuk garis horisontal karena validitasnya yang tinggi. Tidak peduli pada time frame trading yang manapun garis support atau resistance horisontal lebih reliable dibandingkan dengan garis trend ataupun moving average. Jika tujuan kita ingin menemukan level support atau resistance yang benar-benar kuat, sebaiknya pertama-tama kita melihat level-level tersebut pada garis horisontal. Dalam menentukan garis support dan resistance, secara sederhana kebanyakan trader menggunakan 3 cara pengamatan, yaitu level-level psikologis, level-level swing high dan swing low serta level-level yang dihitung berdasarkan pivot point.
Selain itu perlu diingat bahwa ada aturan yang tidak dinyatakan dengan tegas tapi dipercaya dan diikuti oleh hampir semua trader menyangkut perubahan level support menjadi level resistance dan sebaliknya, yaitu bahwa garis horisontal level support akan berubah fungsi sebagai garis level resistance bila berhasil ditembus (break), dan sebaliknya garis horisontal level resistance akan berubah fungsi sebagai garis support bila berhasil ditembus.
1. Level-level psikologisBiasanya di-interpretasi-kan sebagai level angka bulat yang mudah diingat, misalnya 1.3000, 104.00 dan lainnya. Angka bulat secara umum selalu digunakan sebagai acuan pada banyak aspek, termasuk dalam trading forex. Misalkan jika trader memperkirakan level EUR/USD untuk 3 bulan mendatang, biasanya tidak mengatakan level 1.4276 atau 1.3049, namun dibulatkan ke angka yang lebih sederhana dan mudah, seperti 1.4300 atau 1.3000.
Demikian pula jika kita tengok tumpukan pending order yang ada di broker, banyak bergerombol pada sekitar level angka bulat, menunggu break. Oleh karena itu ketika harga benar-benar menembus angka ini pergerakannya akan sangat cepat. Pada level ini sangat mungkin terjadi break atau pull back (harga yang berbalik arah), tidak peduli pada time frame trading yang manapun.
Level psikologis yang paling sering dijumpai adalah yang berakhir dengan 2 nol (untuk sistem harga 4 digit), misalnya 1.6400 atau 102.00, namun akan lebih kuat (powerful) lagi jika berakhir dengan 3 nol seperti 1.3000 atau 120.00. Yang paling powerful tentu saja yang berakhir dengan 4 nol seperti 1.0000 atau 100.00. Berikut contoh level-level psikologis USD/JPY pada time frame 1 jam (H1). Perhatikan perilaku pergerakan harganya pada level-level tersebut.
Jika diperhatikan harga akan bereaksi dengan berbalik arah setiap kali kembali pada level-level swing high atau swing low tersebut (perhatikan lingkaran-lingkaran warna ungu pada gambar diatas). Semakin sering level tersebut ‘dikunjungi’, akan semakin kuat level resistance atau support tersebut. Ranging trader biasanya akan entry buy didekat level support dan entry sell disekitar resistance.
Pivot point biasanya dihitung berdasarkan harga penutupan dan pembukaan dalam basis harian, meskiada juga pivot mingguan (weekly pivot). Meski kadang bisa seperti yang diharapkan, namun akurasi level support dan resistance dari pivot point ini lebih rendah dibandingkan level psikologis ataupun level swing low dan swing high. Ketika terjadi gejolak pergerakan harga yang cukup signifikan, pasar cenderung mengabaikan level-level pivot ini dan melihat pada level psikologis atau swing low dan swing high.
Kita bisa mengkombinasikan ke 3 cara sederhana diatas untuk menemukan level support atau resistance yang benar-benar kuat, misal level swing low yang sama dengan level psikologis, atau level R2 pivot yang sama dengan level swing high.
Sumber : www.dailyfx.com : 3 Simple Ways to Identify Support and Resistance in Forex, by Rob Pasche
Create your badge
Comments